Susano’o ( 須佐之男/スサノオ)
atau juga disebut Tatehaya Sosano wo no Mikoto (建速須佐之男命) adalah dewa
laut dan badai dalam agama Shinto. Susano’o adalah saudara dari Amaterasu (dewi matahari) dan Tsukuyomi (dewa bulan). Mereka
bertiga adalah anak dari Izanagi yang lahir ketika Izanagi membersihkan dirinya
(mencuci wajahnya). Susano’o lahir ketika Izanagi mencuci hidungnya. Pada suatu
hari, Izanagi memerintahkan Susano’o untuk pergi ke dunia meninggalkan surga.
Sebelum kepergiannya, Susano’o pergi kepada Amaterasu untuk mengucapkan selamat
tinggal. Amaterasu merasa curiga terhadap kedatanggannya, maka dari itu,
Susano’o mengajukan sebuah tantangan untuk menunjukkan ketulusan hatinya.
Amaterasu setuju. Susano’o dan Amaterasu saling bertukar benda, dan dari benda
tesebut mereka harus melahirkan dewa-dewi. Amaterasu melahirkan 3 dewi dari
pedang Susano’o, sedangkan Susano’o melahirkan 5 dewa dari kalung Amaterasu.
Amaterasulah yang menang karena barang milik Amaterasu melahirkan 5 dewa. Hal
ini membuat Susano’o marah. Kemudian Susano’o mengahncurkan sawah milik
saudaranya itu dan membunuh salah satu pengikutnya.Setelah kejadian itu,
Amaterasu bersembunyi di dalam Ama-no-Iwato (Goa batu surga). Karena
Amaterasu bersembunyi, otomatis langit menjadi gelap karena matahari tidak
muncul. Susano’o dihukum di sebuah desa.
Di desa itu, ia bertemu sepasang kakek-nenek yang sedang bersedih. Susano’o
menghampiri kakek-nenek tersebut dan bertanya mengapa mereka bersedih. Di
tengah kakek-nenek tersebut ada seorang gadis kecil yang mereka khawatirkan.
Susano’o bertanya pada mereka, “Siapa kamu dan apa yang kamu khwatirkan?” Kakek
tersebut menjawab, “Aku adalah dewa atas dunia, namakuAshi-nadzuchi. Ini
isteriku, namanya Te-nadzuchi. Gadis ini adalah anak kami, namanya Puteri
Kushinada (Kushinada-hime). Sebenarnya kami memiliki 8 anak perempuan, tetapi
tahun demi tahun secara bergantian mereka dijadikan tumbal untuk ular berkepala
delapan. Dan tahun ini, giliran anak ini yang harus ditumbalkan. Anak ini tidak
mau melarikan diri, karena itu kami bersedih. Susano’o berkata, ” Jika aku bisa
menyelesaikan masalah ini, maukah kalian memberikan anak gadis kalian ini
kepadaku?” Kakek itu menjawab, “Aku akan menuruti perkataanmu dan memberikan
anak ini kepadamu.” Maka dari itu, Susano’o mengubah Putri Kushinada menjadi
sisir bergigi rapat dan menempelkannya pada rambut, sehingga rambutnya terik
Menurut kojiki, dewa Jepang Susa-no-o sedang menolong sebuah
keluarga yang berdukacita dari Kunitsukami (dewa-dewa bumi) yang dikepalai
Ashinazuchi di provinsi Izumo. Ashinazuchi bercerita pada Susa-no-o bahwa
keluarganya sedang diancam oleh monster ular berkepala 8 (Yamata no
Orochi). Monster tersebut telah memakan 7 dari 8 anak perempuan keluarga
tersebut. Putri yang tersisa adalah Putri Kushinada. Susa-no-o, yang merupakan
adik laki-laki dewi Amaterasu (lihat gambar atas), menyelidiki hal tersebut dan
kembali dengan sebuah rencana untuk mengalahkan Yamata no Orochi. Sekembalinya
dari perjalanan, ia menikahi putri Kushinada. Dalam melakukan rencananya
membunuh Yamata no Orochi, ia menyiapkan 8 tong sake yang diletakkan di
belakang pagar dengan 8 gerbang. Yamata no Orochi kemudian tertarik pada umpan
tersebut dan kepalanya masuk ke masing-masing gerbang. Dalam kesempatan ini
Susa-no-o menyerang dan membunuh monster tersebut dengan pedang Worochi no
Aara-massa. Dia membelah tiap kepala sampai ekornya dan pada ekor yang keempat,
dia menemukan pedang di dalamnya. Lalu ia menamakan pedang tersebut Ama no
Murakumo no Tsurugi yang kemudian dipersembahkan kepada Amaterasu untuk
kedukaannya yang lalu tentang masalah Yamata no Orochi.
Generasi selanjutnya, di bawah kekuasaan kekaisaran ke-12, Keikō, Ama no
Murakumo no Tsurugi diberikan kepada seorang pejuang hebat, Yamato Takeru
sebagai salah satu dari sepasang hadiah dari bibinya, Yamato-hime, wanita kuil
dari Kuil Ise, untuk melindungi keponakannya dari bahaya.
Hadiah tersebut berguna saat Yamato Takeru dijebak dalam
padang rumput saat berburu oleh dewa perang yang jahat. Dewa tersebut memiliki
panah berapi untuk membakar rumputnya dan menjebak Yamato di dalam padang
rumput agar ia mati terbakar. Dewa tersebut juga membunuh kuda pejuang itu
untuk mencegah pelariannya. Akhirnya, Yamato Takeru menggunakan Ama no Murakumo
no Tsurugi untuk memotong rumputnya. Saat melakuan hal ini, ia mengetahui bahwa
pedang tersebut membuatnya bisa mengotrol angin mengikuti arah tebasannya.
Memanfaatkan keuntungan sihir ini, Yamato Takeru memakai hadiahnya yang lain,
penembak api, untuk memperbesar api pada daerah sang dewa dan anak buahnya
berada, dan ia memakai angin yang dikontrol oleh pedang untuk menyapu kobaran
api di dekat mereka sehingga apinya membesar. Dalam kemenangannya, Yamato
Takeru menamai pedangnnya Kusangi no Tsurugi (Pedang Penebas Rumput) untuk
mengingat-ingat kesulitan pelariannya dan kemenangannya. Akhirnya Yamato Takeru
menikah dan mati dalam pertempuran dengan monster, setelah tidak menghiraukan
nasehat istrinya untuk membawa pedang Kusanagi no Tsurugi bersamanya.